Tentang BLOG BIASA

BBB, Bukan Blog Biasa

Emm, sebenernya isi blog ini biasa aja, tapi gw coba menuliskan cerita orang-orang luar biasa.
Ada beberapa peristiwa yang gw tulis berdasarkan pengalaman gw ketemu orang.
Emm, karena gw merupakan ember curhat dari temen-temen
Sebagian isi blog ini dibuat dari curhatan temen-temen, yang gw tulis dari sudut pandang gw.
Believe it or not! semua yang lo baca adalah fakta! hihihihi
(baca dulu cara pakai-nya!)

Enjoy!

Senin, 07 Januari 2008

Dari News Dot Com

Blog Biasa
Sumber:
http://www.metrotvnews.com/newsdotcom/berita.asp

Seandainya Bung Karno Masih Ada

Kalau kita coba berandai andai bila saat ini Bung karno masih hidup, apa kira-kira yang akan dia lakukan melihat saudara saudari kita yang bekerja sebagai TKI di malaysia diperlakukan tidak manusiawi. Ketua kontingen wasit karate kita dipukuli seperti maling. Sementara beberapa waktu lalu Blok Ambalat terancam mau dicaplok. Apa kira kira kata Bung Karno.

Mungkin kita masih ingat peristiwa 3 Mei 1964 ketika dihadapan ratusan ribu sukarelawan Dwikora Bung Karno dengan lantang berpidato:

�Ini dadaku, mana dadamu?

Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi

Kita hadapi dengan konfrontasi ekonomi

Kalau Malaysia mau konfrontasi politik

Kita hadapi dengan konfrontasi politik

Kalau Malaysia mau konfrontasi militer

Kita hadapi dengan konfrontasi militer�

Kini 43 tahun peristiwa Dwikora tersebut lewat sudah. Meski konfrontasi atau perang dengan Malaysia tidak pernah benar benar terjadi, namun perasaan tidak bersahabat itu terus membayangi bagai api dalam sekam. Api itu begitu mudah tersulut oleh beberapa kejadian seperti penganiayaan TKI , perebutan Blok Ambalat dan terakhir penyiksaan Donald Pieter Luther ketua Tim Wasit karate Indonesia. Kita merasa terus terusan dilecehkan namun permintaan maaf yang kita harapkan terasa berat untuk diberikan.

Menyedihkan memang, setelah kita dihajar berbagai bencana dan krisis yang tak kunjung usai,kita merasa remuk, miskin tidak punya apa apa lagi, dan kini dilecehkan oleh negara yang seharusnya menjadi sahabat kita. Seandainya saja Bung Karno masih ada, tentu dia akan tanggap terhadap luka dan kemarahan yang dialami oleh rakyatnya. Dia tidak akan sembunyi dibalik kemewahan istana, tapi justru turun memimpin dan menyuarakan kegelisahan rakyatnya.

Jaman memang sudah berubah konfrontasi atau semangat ganyang mengganyang seperti peristiwa Dwikora sudah bukan masanya lagi. Namun sampai kapanpun semangat nasionalisme haruslah tetap dipertahankan. Kita tidak boleh membiarkan negara lain menginjak injak harga diri bangsa ini. Bila rakyat marah itu bukanlah tanpa sebab. Kita sudah begitu sering disakiti, sementara pemimpin kita terkesan lembek menanggapi.

Pemimpin yang baik mestinya bisa merasakan kegelisahan ini. Berdiri paling depan dan lantang menyuarakan suara rakyat. Kita adalah bangsa yang besar dan pantas untuk dihormati. Tidak perlu dengan ganyang mengganyang, cukup dengan pernyataan sikap yang tegas, maka bangsa-bangsa lain akan hormat pada kita. Atau haruskah kita terus berandai andai Bung Karno masih ada di antara kita��

Tidak ada komentar: